Kamis, 27 Januari 2011

IKHLASNYA SANG PEMIMPIN

tidak sediki kejadian lucu dan memeriskan hati, betapa tidak karena tidak sedikit juga umat manusia dimuka bumi dalam menggapai sesuatu hanya memperalat agama, sehingga Tuhan hanya dijadikan sebagai alat melegitimasi atau sebagai alat penciteraa setelah berhasil dia lupakan apa itu hakikat ikhlas, ini terjadi karena got spot manusia tersebut adalah bertumpu pada kekuatan berhala ( ila ) , tapi bukan pada kekuatan " Illah ", akibatnya pasti akan terjadi berupa jiwa yang berkeluh kesah, gelisah, waktu dihabiskan hanya untuk " pencitraan ", pencitraan adalah implikasi dari kebohongan, oleh sebab itu jangan terlalu percaya diri dengan berbagai hasil kuantitatif darimanapun hasil penelitian itu, tetapi akan lebih bermanfaat bila hasil kualitatifnya yang diutamakan, oleh sebab itu keselamatan bangsa ini tidak terletak pada fgur pribadi akan tetapi terletak dimana "GOT SPOT " sang pemimpin gantungkan, kalau digantungkan pada "ila/berhala" maka pasti hancur, sebaliknya bila " GOT SPOT " digantungkan pada " ILLAG " maka pasti selamat, karena dia akan selalu meras melihat dan dilihat Allah SWT, sehingga sebagai pemimpin dan sebagaim mnusia sang pemimpin akan ; tulus, kerja serius, ibadahnya juga bagus, serta hidupnya lurus,dengan senantiasa menampilkan sifat-sifat Allah yang maha Segalanya...

Senin, 03 Januari 2011

NILAI NATURALISASI MANUSIA

kita baru saja disentakan dengan kemeriahan pertandingan sepak bola AFF khususnya untuk PSSI dipandang cukup berhasil karena telah mencapai target masuk final, walaupun demikian sebagai orang yang tidak paham seluk beluk tentang sepak bola, akan tetapi secara kasat mata dan hasil perenungan terhadap kegagalan putaran final putaran pertama yang diselenggarakan di stadion Bukil jalil malasia pada tanggal 26 Desember 2010, yang berakhir dengan kekalahan Indoensia dari malasia 0-3, saya menyimak sepertinya terdapat banyak hal sebagai peneybab kegagalan tersebut diantaranya; 1). rasa prustarsi pelatih TIMNAS Indonesia, sehingga sang pelatih cenderung tidak serius dalam penerapan strategi dan tidak serius dalam mengevaluasi pemain pada baba I, sehingga akibatnya targetpun tidak jelas, pakah mau menang atau bertahan, artinya target terkesan ragu-ragu, yang seharusnya pelatih menginstruksikan target pertama adalah tidak kalah satu gol pun, artinya pemain harus bertahan super ketat dengan sekali-sekali lakukan serangan balik secara saporadis, target kedua kalau situasi dan psikologis pemain mantap upayakan menang tipis, jangan emosional karena permainan juga harus manusiawi kalau terlalu tinggi keinginan untuk mencetak gol sebabvnyak-banyaknya makan yang terjadi justru antiklimak yaitu prustrasi, akibatnya pada babak kedua dalam waktu lima belasmenit kebobolan tiga gol, akhirnya sangat berat untuk dibalas di baba kedua sekalipun permainan di jakarta, kenyataan pahit malah kebobolan terlebih dahulu walau akhirnya menang 2-1, 2) hai para politis sadarlah, rasanya terlalu kerdil kalau Sepak Bola saja sampai dip[olitisir memalu dan memilukan, 3) sebagai pemain profesional harus tahan dan kuat dari segala kemungkinan " serangan " yang bersifat non teknis seperti laser dll selalgi itu tidak menyebabkan kehilangan kejelasan pengelihatan, 4) kalau mau protes jangan tanggung-tanggung dan harus dalam kondisi siap bermain kembali,
seharusnya pelatih cukup menginstruksikan bermain bertahan dengan super ketat, tidak perlu mengejar gol, karena tanduing dikandang lawan bila hasilnya draw, itu berarti kemenangan bagi yang datang, semoga TIMNAS tetap ekses dan sukses. amin...