Rabu, 25 Juli 2012

manusia suci

 sebaik-baiknya maniusia
Hakikatnya tidak ada manusia suci, karena tidak manusia yang bebas dari salah dan dosa, namun demikian dalam kenyataannya manusia suci bisa saja kita temui atau kita dapatkan apabila secara pribadi kita mampu dan mau untuk selalu berbuat kebaikan,  tidak membuat susah dan sengsara oranbg lain, apalagi disuasana bulan ramadhan, bulan yang penuh barokah, disbulan suci inilah sebagai manusia kita diberi kesempatan untuk menjadi manusia suci ( fitrah ) sudah barang tentu untuk menjadi manusia suci kita harus memiliki dan mengamalkan sifat-sifat allah, , tapi kalkau belum mampu menjadi manusia suci maka ambil saja standar manusia biak yaitu min imal tidak menyakiti dan tidak membuat orang susah atau tidak menyakiti orang lain, karena hakikatnya sebaik-baik manusia apabila ia telah mampu menyenangkan orang lain dan bermanfaat bagi orang lain.... selamt berlomba tak terkecuali latar belakang sosial papun individu sebagai manusia dihadapan Allah derajatnya sama kecuali nilai ibadahnyalah yang membedakan....

Selasa, 24 Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN 


 Saat buku ini mulai ditulis (awal tahun 2005), ada dua peristiwa yang sedang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Peristiwa pertama, rakyat Indonesia yang diwakili oleh sejumlah elemen masyarakat dilanda rasa kecewa, putus asa, bahkan marah kepada pemerintah yang memutuskan untuk mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Keputusan yang berimbas pada naiknya harga jual BBM ini dianggap sebagai keputusan yangbtidak memihak rakyat. Beragam cara digunakan oleh elemen – elemen masyasrakat umtuk melampiaskan ketidaksetujuan mereka terhadap keputusan tersebut. Rakyat kehilangan semangat hidup dan merasa terpuruk karena kenaikan harga jual BBM itu yang juga berdampak pada melambungnya harga barang-barang kebutuhan pokok. Peristiwa kedua, sengketa blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia. Klaim sepihak oleh Malaysia atas blok Ambalat serta merta membangkitkan kemarahan rakyat Indonesia sekaligus memicu bangkitnya rasa nasionalisme kebangsaan. Disinilah tugas seorang pemimpin yang berkarakter untuk memimpin rakyatnya agar kembali memiliki rasa percaya diri dengan menjadikan pengalaman pahit sebagai batu pijakan menuju kehidupan yang lebih baik. Sekaligus memperkukuh jati diri bangsa terlepas dari pro-kontra yang akan selalu ada dalam setiap keputusan apa pun.

Minggu, 01 Juli 2012

KESEIMBANGAN ( BALANCE )

hidup senantiasa dihadapkan kepada berbagai pilihan dan tantangan, setiap pilihan ataupun tantangan merupakan sumber peluang untuk menata dan menggapai kehidupan yang lebih baik. namun sayang sekali banyak dinatara manusia yang cenderung tidak memahami makna kehidupan yang ya dapatkan dari Sang pemberi kehidupan Yaitu Allah SWT, kondisi ini tidak sulit untuk membuktikan serta mencari contoh sosok manusia yang " mengambah " kepada kehidupan dengan segala yang dimilikinya ( kekuasaan, materi, pengaruh, ataupun otoritas ) yang cenderung berlebihan dan mengabaikan keadilan, dalam hal ini lebih tepatnya mengabaikan KESEIMBANGAN, akibatnya dalam berbagai produk kebijakan yang dibuat senaniasa cenderung kepada " penghancuran / pembunuhan " karakter ataupun masa depan orang lain. atas dasaar ini diyakini setiap soso individu yang lepas dari keseimbangan sehingga berdampak kepada kerugian dan penderitaan bagi orang lain baik bersifat pribadi, kelompok, maupun masyarakat pada umumnya, maka inilah ta tanda seburuk-buruknya manusia. apalagi " Sang Penindas dan Penganiya " justru jauh dari sosok yang patut ditiru, bahkan tdk ada sebesar rambutpun yang bisa dijadikan pedoman dari sosok penindas tersebut, oleh sebab itulah, dikondisi Indonesia semeraut, kompleks dan mendekati kegagalan bahkan kehancuran ini, saya berharap jadlah bagaikan ikan dilaut, dia hidup dalam genangan air yang asin, tapi dagingnya tdk ikut asin, inilah contoh karakter yang paling mendasar dan dapat dijadikan pedoman, kepada manusia ( apapun dan sebagai apapun anda ), jangan jadikan diri anda sebagai Firaun - Firaun kecil ala firaun indonesi, kalau anda masih bernama manusia, tapi kecuali anda sudah pindah golongan yaitu pindah pada kelompok magasatwa... kasihan betul ia... sepertinya "DIA" melakukan pencitraan sok bersih dan sok.. ga pernah berbuat padahal manusia-manusi yang tdak mampu menjaga keseimbangan, maka ia senantiasa akan merasa nyaman serta lupa akan nilai-nilai kebaikan, tapi yang ia lakukan tdk lebih sekedar tebar pesona dan pencitraan belaka... kalau begitu kamulah perusak Bangsaku...