Rabu, 24 Juli 2013

MABUK LUAR NEGERI

JATI DIRI

Menyedihkan, memang dengan berbagai rekayasa bangsa ini selalu mengagung-agungkan yang namanya produk luar negeri, sehingga seolah-olah YANG DATANG DAN DIDAPAT DARI LUAR NEGERI  semua sudah pasti beres, pasti bagus, pasti bermutu, pasti memiliki nilai lebih baik dari produk dalam negeri

Kondisi seperti ini telah merasuk di semua relung kehidupan di Bangsa Indonesi tercinta ini, mulai dari yang buta huruf hingga yang profesot, mulai dari kaki lima hingga parlemen, mulai dari rakyat jelata hingga para pejabat semua memandang ...WAHHHHH.... bila utu datangnya dari luar negeri ( international ).. aduh-aduh-aduh.. mana jati dirimu sebagai bangsa, sebagai anak bangsa yang meletakan landasan empat pilarnya, kenapa tdk bangga dengan kemunculan bertubi-tubi dari produk sendiri ( national ).. ?

Lebih fatal lagi dimana produk luar negeri malah dijadikan sebagai syarat utama dalam suatu proses tertentu, yang berarti bila tdk ada produk internationalnya, maka otomatis tujuan yang diharapkan bakalan menjadi GATOT.... ( gagal total ), aduh---aduh... contoh nyata ada suatu produk kebijakan yang mensyaratkan produk international seperti... kenaikan jabatan ke Guru besar atau profesor, dimana mensyaratkan wajib ada satu jurnal international...dengan alasan demi meningkatkan kualitas dosen... apa ia pak... harga kualitas hanya dibayar dengan satu jurnal international, kebijakan ini jelas-jelas memiliki nuasa penghambatan profesi, asumsinya bila tdk disyaratkan negara tdk mampu membayar tunjangan profesor ... bukan ini pak yang menjadi alasan terselubung....

Sebb kalau demi kualitas saya pastikan dengan satu jurnal international tersebut tdk akan lebih baik dengan nilai dua jurnal budaya sendiri ( terbitan anak bangsa sendiri ), ingat tulisan ini tdk mencerminkan ketidak mampuan ataupun ketidak setudisetiap even juan, akan tetapi demi jati diri  saya masih yakin produk / jurnal national  tdk lebih buruk dari jurnal international

Tepatnya jangan mencari-cari celah untuk menghabat kemajuan dan nasib anak bangsa sendiri booooongggggg,  hai boooonnnngggg  perlu dipahami dalam kehidupan selalu ada strata /kelasnya, kalau semua menjadi strata satu semua justru bangsa ini bakalan hancur, karena semua akan bertengkar sesuai aegumen sendiri-sendiri karena merasa dirinya hebat semua, jadi biarkan pilihan untuk menghargai seharusnya akan lebih bijak 1 : 2, satu jurnal international atau dua jurnal nasional, dengan demikian kita menghargai dan mengakomodasi segala bentuk keterbatasan namun tetap pada standar kelayakan kualitas yang patut dan terjamin secara standar national, bahkan bila perlu ada derajat standar daerah kenapa tdk membangun jati diri sendiri... HADILAH MANUSIA ( PEJABAT ) YANG BERGUNA  DAN DAPAT MENYENANGKAN UMAT TANPA MENGORBANKAN NILAI-NILAI STANDAR YNG HARUS ADA DALAM BERBAGAI SKALA YAITU, SKALA LOKAL, NATIONL DAN ATAU GLOBAL ...... SEMOGA MATA HATI MU TERBUKA,,, JANGAN UKUR DAN LIHAT DARI DIRIMU SENDIRI YANG KEBETUKAN SUDAH KAMU MILIKI,,,, BUKANKAH BILA DAHULU DITERAPKA SEPERTI SEKARANG KAMU-KAMU YANG SUDAH BERADA DIZONA NAYAMAN JUGA AKAN MENGALAMI KEGALAUAN ....ATAU PALING TDK ANDA-ANDA PEJABAT MEMBUAT JALAN YANG TERSTRUKTUR, BUKAN JALAN KEBEBASAN TANPA BATAS.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar